Daftar Sasmitane Tembang Macapat Lengkap
Zinergi.id – Daftar Sasmitane Tembang Macapat Lengkap. Tembang Macapat adalah salah satu jenis tembang tradisional Jawa yang memiliki keunikan dalam bahasanya. Tembang ini terdiri dari beberapa jenis, masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap daftar sasmitane tembang Macapat beserta jenis dan karakteristiknya. Dengan memahami jenis-jenis tembang Macapat, diharapkan pembaca dapat lebih memahami kekayaan budaya tradisional Jawa yang masih lestari hingga saat ini.
Untuk artikel ini, mari kita langsung membahas tentang sasmita pada tembang macapat. Biasanya, pelajaran mengenai materi dan soal sasmita akan diajarkan di kelas tiga SMP pada semester ganjil. Jika kamu sedang diberi tugas mengenai sasmita, jangan khawatir, karena berikut ini akan diulas secara lengkap..
Sasmita Yaiku
Pertama-tama, agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan sasmita, kita perlu mengetahui definisi dari sasmita terlebih dahulu.
Dalam bahasa Jawa, sasmita berarti “pratandha kang ana ing tembang”. Pratandha memiliki arti tanda atau isyarat. Jadi, sasmita pada tembang adalah tanda atau isyarat yang terdapat pada tembang tersebut.
Setiap tembang memiliki sasmita yang berbeda-beda, dan sasmita tersebut menjadi salah satu ciri khas dari tembang tersebut, selain ciri-ciri paugeran tembang.
Sasmita berbentuk kata-kata, misalnya kata “permen” dapat dicirikan dengan kata-kata seperti “manis, warna-warni, lengket”. Sehingga, ketika ada kata “manis”, kita akan teringat pada permen.
Contohnya, pada tembang Dhandanggula terdapat sasmita “sarkara, manis, madu, hartati, dhandhang, gula drawa”. Jika ada tembang yang mengandung kata-kata tersebut, maka tembang tersebut termasuk dalam jenis tembang Dhandanggula.
Istilah sasmita muncul karena adanya beberapa tembang yang digubah pada pembukaan sebuah kitab. Beberapa pengarang menggunakan kata-kata yang samar dan tidak menyebutkan jenis tembangnya. Oleh karena itu, istilah sasmita muncul sebagai sebuah tanda.
Salah satu contoh tembang yang digubah dan memiliki sasmita terdapat pada tembang Pangkur dari Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV.
Sasmita Tembang Macapat 11
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap tembang macapat memiliki sasmita yang berbeda-beda. Berikut adalah daftar sasmita dari masing-masing tembang macapat:
No | Tembang Macapat | Sasmitane | |
---|---|---|---|
1 | Pucung | Pucung, kaluwak, wanda ‘cung’ | |
2 | Maskumambang | maskumambang,kampul, mas kentir, kambang, kentir | |
3 | Megatruh | dudukwuluh, | |
truh, megatruh, pegat, duduk, wuluh, luh | |||
4 | Gambuh | Gambuh, | |
buh, jumbuh, tambuh | |||
5 | Mijil | mijil, | |
pamjil, wijil, wiyos, raras, medal, sulastri | |||
6 | Kinanthi | Kinanthi, | |
kanthi, gandheng, kanthil | |||
7 | Asmaradana | Asmaradana | |
8 | Durma | durma, | |
dur, undur,sirna, galak | |||
9 | Pangkur | Pangkur, wuntat, pungkur, ungkur, yudakenaka, ungkur | |
10 | Sinom | Sinom,taruna, anom, weni, nom,srinata, pamase, logondhan, rema, pangrawit, mudha | |
11 | Dhandhanggula | Sarkara, hartati,,dhandhang, madu, manis, sari, bremana, guladrawa, gagak, kaga, tresna |
Penempatan Sasmita Tembang
Seperti yang diketahui, dalam tembang Macapat terdapat istilah “pada” dan “pupuh”.
“Pada” merupakan istilah lain dari bait, sedangkan “pupuh” berarti sekumpulan pada. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebuah pupuh terdiri dari beberapa pada. Sebagai contoh, pupuh pucung terdiri dari sekelompok pada Pucung.
Pupuh dapat teratur atau tidak teratur. Contoh pupuh yang teratur adalah Durma – Pangkur – Durma – Pangkur dan seterusnya. Sementara itu, contoh pupuh yang tidak teratur adalah Durma – Pangkur — Sinom – Durma – Pangkur – Sinom dan seterusnya.
Sasmita dalam tembang Macapat dapat ditempatkan pada dua tempat, yaitu di depan sebuah pupuh dan pada akhir suatu pupuh menjelang bergantinya pupuh. Sebagai contoh, pada tembang Pangkur dari Serat Wedhatama terdapat sasmita pada bagian awal pupuh yang berbunyi “Mingkar mingkuring ukara, akarana karenan mardi siwi”. Sedangkan pada tembang Nayaka Lelana yang dikarang oleh Mr. Susanto Tirtoprojo, sasmita terdapat pada akhir pupuh sebelum berganti dengan pupuh baru, yaitu Pangkur, yang berbunyi “Datan nglawan sumingkir ngungkurkan mengsah…”.
Watak lan sasmitane Tembang Macapat
Tembang Macapat memiliki watak yang menggambarkan bentuk kalimat lagu yang terdapat dalam tembang tersebut.
Untuk memahami watak dari sebuah tembang, kita perlu memperhatikan isi syair dalam tembang tersebut. Misalnya, jika wataknya semangat, galak, gagah, tulus, menggembirakan, atau menyenangkan, artinya isi lagu berupa nasehat yang tegas dan harus diikuti.
Sasmita dalam tembang Macapat merupakan petunjuk atau arahan yang terdapat dalam tembang tersebut. Sasmita dapat berupa kata tertentu yang menunjukkan jenis dari tembang Macapat.
Untuk mencari sasmita dalam tembang Macapat, caranya adalah dengan mencari salah satu kata yang terdapat dalam lagu. Sebagai contoh, tembang Pangkur sering kali menggunakan kata-kata seperti “kur”, “mungkur”, “pungkur”, atau “kuku”.
Dengan memperhatikan kata-kata tersebut, kita dapat menemukan sasmita dalam tembang Macapat dan mengidentifikasi jenis dari tembang tersebut.
Watake Tembang Pangkur Macapat
Pangkur memiliki arti dari kata “sudah selesai” atau “rampung”. Lagu ini memiliki filosofi agar manusia bisa meninggalkan nafsu keduniaan dan memperbanyak amal ibadah.
Pada saat menghadapi ujian hidup atau situasi yang buruk, lagu Pangkur menceritakan tentang manusia yang sudah siap meninggalkan urusan hawa nafsu dunia dan mencoba menyerahkan diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Watak tembang Pangkur menggambarkan karakter yang gagah, kuat, perkasa, dan teguh hatinya.
Tembang Pangkur cocok digunakan untuk menceritakan tentang keperwiraan, perjuangan, dan juga peperangan.
Sasmitane Tembang Macapat
Berikut adalah rangkuman dari beberapa pratanda atau sasmita tembang Macapat:
- Pocung : pucung, kaluwak, wanda, ‘cung’
- Maskumambang: maskumambang, kampul, mas kentir, kambang, kentir
- Megatruh: dudukwuluh, truh, megatruh, pegat, duduk, wuluh, luh
- Gambuh: gambuh, buah, jumbuh, tambuh
- Mijil: mijil, pamjil, wijil, wiyos, raras, medal, sulastri
- Kinanthi: kinanthi, kanthi, gandheng, kanthil
- Asmaradana: Asmaradana
- Durma: durma, dur, unsur, sirna, galak
- Pangkur: pangkur, wuntat, Pungkur, ungkur, yudakenaka
- Sinom: sinom, taruna, Anom, weni, nom, srinata, pamase, logondhan, rema, pangrawit, mudha
Dhandhanggula memiliki sasmita yang terdiri dari sarkara, Hartati, dhandhang, madu, manis, sari, bremana, guladrawa, gagak, kaga, dan tresna.
Penutup
Melalui artikel ini, kami telah membahas secara lengkap daftar sasmitane tembang Macapat beserta jenis dan karakteristiknya. .
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap jenis tembang Macapat memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Dengan mempelajari tembang Macapat, kita dapat memahami kekayaan dan keindahan budaya tradisional Jawa.
Meskipun zaman terus berubah, namun semangat melestarikan budaya leluhur tetap harus dijaga. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk lebih mengenal dan mencintai budaya tradisional Jawa.
Terima kasih telah mengunjungi, salam kenal dan wassalamu’alaikum.